Minggu, 02 Agustus 2015

DREAM CATCHER - PART 02

 

By: Andieta Octaria

1438559498055

Sesampainya di rumah, aku menggunting tali penggantung dream catcher, lalu kembali mengikatnya dengan terbalik. Aku lantas menggantungkannya di atas tempat tidur. Aku terlalu lelah hari ini, maka tak membutuhkan waktu lama hingga aku jatuh tertidur. Tidak ada apapun yang terjadi! Oke, aku memang tidak bermimpi tadi malam, namun kau juga pasti sering tidur tanpa bermimpi. Ketika kuceritakan hal ini pada Harumi, ia diam saja. Mungkin ia malu mengakui bahwa hantu dan hal-hal mistis itu tidak nyata.

Hari ini aku bermain basket setelah pulang sekolah. Tim kami akan ikut perlombaan antar wilayah bulan depan dan aku luar biasa semangat akan memenangkan pertandingan ini. Maka aku latihan hingga larut malam, dan sesampainya dirumah, aku langsung tertidur, bahkan hingga lupa mengganti baju seragam basket.

Keesokan paginya aku terbangun dengan badan yang terasa kaku. Ah, latihan kemarin pasti menyita seluruh tenaga. Aku bahkan kesulitan untuk bangun dari tempat tidur. Mataku sulit untuk dibuka dan seluruh sendi tubuhku menolak digerakkan. Aku memaksa bangun dari tempat tidur, lalu bergegas berangkat ke sekolah.

Aku sampai terlambat. Sial, aku lupa hari ini ulangan matematika! Bu Umaki selalu mengacak tempat duduk kami sebelum ulangan dimulai untuk mencegah kami mencontek. Aku mencari Harumi. Uh! Beruntung sekali dia! Harumi duduk di paling belakang, tepat disebelah Satou. Sudah menjadi rahasia umum bila Satou adalah cowok idola di sekolah kami. Ia luar biasa keren, namun juga luar biasa dingin. Sungguh sebuah mukzizat untuk bisa dekat dengannya. Dan kini, Harumi duduk persis di sebelahnya!

Sesungguhnya diam-diam aku kesal dengan keberuntungan Harumi. Sejak awal, aku diam-diam menyimpan rasa pada Satou. Aku tergila-gila pada sikapnya yang manis luar biasa tanpa bisa diduga. Belum lagi sikap dinginnya yang membuatnya terlihat tak dapat dijangkau. Ia juga salah satu andalan tim basket sekolah kami. Gerakannya yang lincah dan selalu tepat sasaran menjadikannya maskot basket sekolah kami.

Namun aku memiliki masalah yang lebih berat dibandingkan melihat Harumi dengan Satou. Aku tidak bisa mengerjakan ulangan dengan konsentrasi. Sepanjang hari tubuhku terasa berat. Mungkin aku kurang istirahat. Saat bel pulang berbunyi, aku langsung pulang ke rumah. Aku terlalu lelah, bahkan obrolan Harumi tentang Satou lewat begitu saja di telingaku. Sesampainya di rumah, aku mengganti baju, lalu masuk kedalam selimut. Sebelum jatuh tertidur, aku menatap dream catcher yang tergantung diatas kepalaku sekilas. Huh, mimpi buruk apanya!

Aku terbangun. Badanku tak lagi terasa kaku, sebaliknya, badanku terasa luar biasa ringan. Aku bergegas mandi. Namun rasanya ada yang salah. Sepi. Rumah terlalu sepi. Aku mengecek kamar adikku, Haruka. Namun tak ada siapapun di sana. Aneh, biasanya Haruka baru berangkat sekolah setelah aku pergi.

Tiba-tiba, terdengar suara pelan. Aku mendengarkannya dengan teliti. Suara kunyahan. Seperti ada yang sedang mengunyah dari ruangan sebelah. Namun suara ini terlalu keras. Seakan mengunyah sesuatu yang keras dan besar. Siapa yang sedang makan dengan suara sebesar ini? Atau mungkin lebih tepatnya, apa yang dimakan sehingga menyebabkan suara sebesar ini? Jantungku berdebar kencang. Suara kunyahan itu semakin lama semakin keras. Perlahan, aku berjalan menuju kamar orang tuaku yang berada persis disebelah kamar Haruka. Aku mengatur nafas sebelum membuka pintu. Ini konyol! Aku memaki dalam hati. Aku tidak pernah takut hantu!

Maka perlahan, aku membuka pintu kamar.

 

TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar