Kamis, 30 Oktober 2014

Kirchhorst and Hannover

 We visited Kirchhorst a small village near Hannover. This is the place where our current host grown up.
  We also visited Hannover. On the first picture you see the "Marktkirche". 
Then we went to the "Neues Rathaus"
 It was very palatial. Fun fact: The current mayor from Hannover lived in Kirchhorst too.
At last we visited the "Landesmuseum". On the first picture we sit in a big shell.
 We meet a seal.
 
Look it's Nofretete.

Rabu, 29 Oktober 2014

Verkuektheiten

Our current host had a blog called "Verkuektheiten" www.verkuektheiten.blogspot.de and the faccebook page https://www.facebook.com/Verkuektheiten. It's a play of words between "verr�ckt" (crazy) and "K�ken" (chicks). And we were allowed to assist in the realization of a picture, here is the result:


We re-enactment Gulliver's Travels



Selasa, 28 Oktober 2014

GIGIT JARI DI KEIMUTAN CURUG BARONG DAN CURUG LEWIHEJO




Ketika mendengar kata curug, yang terbayang tentu saja air
terjun dengan ketinggian diatas 5 meter lebih, meski aliran airnya mungkin
kecil. Makanya sewaktu diajak jalan sama si Dede Ruslan saya mengiyakan karena kalau
saya mengingat kembali, sebenarnya sudah lama juga tidak mengunjungi wilayah
yang bersentuhan dengan curug, air terjun dan sejenisnya.




Perjalanan yang dimulai dari Cibinong

A day in Frankfurt (Main)

 Today we visit the Main metropol Frankfurt.
Frankfurt is called "Mainhatten" becaus of the couple of skyscrapers in the banking district

 We together with bull and bear on the trail of money
 Here we are in fort of the �-symbol it is next to the European Central Bank (ECB)

Minggu, 26 Oktober 2014

Poetry slam

We were invited to visit the Poetry Slam in Wiesbaden.
We sat at the entrance with facing stage in society of the chicks, which we visit at the moment.
The moderators supported us and our homepage at the event.

Sabtu, 25 Oktober 2014

HITCH-HIKE PART 3/4

 

Aku mulai panik, namun kemudian aku mendengar suaranya di belakangku.

�Kamu sudah bangun?�

Aku menoleh dengan lega, �Darimana kau?�

�Apa kau tak mendengarnya?� ia memegang sebuah batang kayu yang besar, seakan ia bersiap untuk menyerang seseorang.

�Apa yang kau ...�

�Ssssst!�

Aku terdiam dan memfokuskan telingaku. Ia benar, aku bisa mendengar sesuatu dari kejauhan, suara siulan. Mickey Mouse�s March. Suaranya sungguh jernih dan indah.

Namun yang kami rasakan saat mendengarnya hanyalah rasa takut.

�Itu ...�

�Orang itu ...�

�Ia mencari kita!�

Sekali lagi kami berlari di dalam hutan. Hari mulai terang sehingga kami bisa melihat jauh lebih baik.

Kemungkinan kami tersandung berkali-kali seperti tadi malam berkurang drastis dan kecepatan kami bertambah. Kami pasti sudah berlari selama 20 menit ketika aku melihat sebuah lapangan kecil. Lapangan itu terlihat seperti tempat parkir. Akhirnya aku melihat sebuah kota di kejauhan, jauh di balik pepohonan. Kami benar-benar berlari cukup jauh tadi malam.

Kazuya mengatakan bahwa perutnya sakit dan ia perlu menggunakan kamar mandi yang berada tepat di samping tempat parkir itu. Aku ingin pergi ke sana juga, namun karena pria berpisau besar itu bisa muncul kapanpun, aku tak mau terjebak di dalam sebuah bilik sempit ketika hal itu terjadi.

Ketika Kazuya berada di dalam kamar mandi, aku berjaga-jaga di luar.

�Ah brengsek! Kamar mandi ini kotor sekali. Ada banyak nyamuk dan ah ... benda-benda berjejal di dalam sini. Tapi ini lebih baik daripada nggak ada.� Kazuya tetap saja bermulut besar dalam kondisi genting seperti ini.

�Eh, ada seseorang menangis?� seru Kazuya dari dalam kamar mandi.

�Apa?�

�Kupikir aku mendengar seseorang menangis di kamar mandi wanita. Apa kau melihat ada seorang gadis menangis di sana?�

Aku juga mulai mendengarnya, suara isakan pelan seorang gadis dari dalam kamar mandi perempuan. Kami berdua terdiam sejenak. Apa ada wanita di dalam kamar mandi itu? Mengapa ia menangis?

�Hei, coba cek keadaannya.� kata Kazuya, masih di dalam biliknya, �Tangisannya bertambah keras.�

Sejujurnya, aku merasa takut. Namun jika seseorang menangis di kamar mandi di tengah antah berantah, bisa saja sesuatu yang buruk terjadi padanya. Aku memberanikan diriku untuk mengetuk pintu kamar mandi perempuan. Aku masih bisa mendengar suara tangisan gadis itu dari balik pintu.

�Maaf, apa anda baik-baik saja?�

Tak ada jawaban. Ia masih saja menangis.

�Apa anda sakit? Maaf menganggu anda, apa saya bisa membantu anda?�

Namun suara tangisannya justru semakin menjadi-jadi dan gadis itu tetap tak menjawab.

Kemudian saat itulah aku mendengar suara mobil di areal parkir di luar mobil.

Aku merasa ketakutan dan segera berlari ke kamar mandi laki-laki dan mengetuk pintu bilik dimana Kazuya berada.

�Cepat keluar!�

�Ada apa?�

�Aku mendengar suara mobil. Itu mungkin mereka! Cepat segeralah keluar!�

�O ... oke!� aku mendengar Kazuya menutup resletingnya dan keluar dari bilik kamar mandi. Aku bisa melihat RV itu melaju mendekat dari pintu kamar mandi yang separuh terbuka. �Oh, ini tidak bagus ....�

�Jika kita berlari keluar, jelas mereka akan melihat kita. Satu-satunya cara adalah bersembunyi di dalam kamar mandi ini!� Aku berhenti memikirkan gadis yang tengah menangis itu dan menahan napas, menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kumohon, kumohon jangan berhenti di sini! Terus saja! Terus ....

�Hei ... apa mereka melihat kita?� Kazuya berbisik. Harapan kami sirna. Kami mendengar suara moobil diparkir di depan kami. Kami mendengar suara mesin mobil dimatikan, kemudian suara pintu mobil terbuka dan menutup, diikuti suara langkah kaki mendekati kamar mandi.

Aku dan Kazuya memutuskan kembali masuk ke bilik. Di belakang kami ada sebuah jendela dan di luarnya adalah tebing setinggi 5 meter. Selama tak ada yang mengetahui kami besembunyi di sini, kami akan baik-baik saja. Namun jika ada yang memergoki kami, kami akan melompat. Cukup tinggi memang, namun kurasa kami takkan terluka parah jika melompat di ketinggian seperti itu.

�Kumohon jangan masuk ke sini! Pergi saja!� aku terus berdoa.

Gadis itu masih tak berhenti menangis. Apakah keluarga itu juga akan melakukan sesuatu terhadapnya? Aku sangat mengkhawatirkan hal itu.

Seseorang masuk ke dalam kamar mandi laki-laki. Kami hanya bisa mendengar suara langkah kakinya dari balik pintu bilik yang tertutup.

Kemudian terdengar suara kucuran air. Ia tengah buang air kecil.

�Ah, rasanya enak sekali. Haleluya!�

Terdengar kembali suara langkah kaki berderap, aku menduga itu adalah si kembar.

Gadis itu pasti sudah ditemukan, sebab aku mendengar suara si ibu dari dalam kamar mandi perempuan, �Di sini tidak ada tisu toilet!�

Gadis itu masih terisak ketika para laki-laki meninggalkan kamar mandi.

Aneh.

Keluarga itu sama sekali tak bereaksi pada suara tangisan gadis itu. Ketika sang ibu akhirnya pergi, aku mendengar suara mereka ikut menjauh.

Tidak mungkin mereka tak menyadari keberadaan gadis itu. Ia masih menangis di sana!

Kazuya dan aku saling bertatapan. Bingung. Dan kemudian kami mendengar suara sang ayah dari luar.

�Kita harus menunggu dia dulu .... dia akan datang ...� katanya. Namun kami tak bisa menebak siapa atau apa yang tengah ia tunggu.

Si kembar terdengar mengkhawatirkan sesuatu. Sejenak kemudian, terdengar suara tamparan keras diikuti suara tangisan si kembar.

Perjalanan kami telah berubah menjadi mimpi buruk. Kami hanya ingin bersenang-senang. Bagaimana mungkin perjalanan kami menjadi mengerikan seperti ini?

Hingga detik itu, kami masih merasa ketakutan. Namun pada suatu titik, hati kami tiba-tiba dibanjiri dengan kemarahan.

�Kita bisa mengambil RV mereka dan pergi!� Kazuya berbisik, �Kita tinggal memukul orang tua itu dan si kembar itu juga tampaknya tak terlalu sulit untuk diatasi. Jika kita mau melakukannya, kita harus melakukannya sekarang. Si pria tinggi itu tampaknya tak sedang bersama mereka.�

Namun aku tak begitu yakin dengan rencana Kazuya. Walaupun ide itu terdengar bagus, namun aku pikir lebih aman bersembunyi di sini jikalau mereka benar-benar tak menyadari kehadiran kami. Biarkan saja mereka pergi dan mencari kita di tempat lain.

Belum lagi, gadis itu masih ada di dalam kamar mandi. Begitu keluarga aneh itu pergi, aku ingin mengecek keadaannya, apakah ia baik-baik saja atau tidak. Aku mengatakan hal ini pada Kazuya dan ia dengan enggan menyetujui rencanaku.

�Oh, dia sudah datang!� aku mendengar seruan sang ibu. Nampaknya orang yang selama ini dinanti keluarga itu akhirnya tiba. Aku mendengar suara percakapan kecil namun tak bisa mengira-ngira apa yang sedang mereka bicarakan. Langkah kaki kembali terdengar menuju ke kamar mandi.

Mickey Mouse�s March. Siulan itu. Tentu saja, jelas sekali orang itu yang mereka tuggu. Pria tinggi besar itu sambil bersiul gembira menggunakan urinal. Suara tangisan gadis itu menjadi semakin keras. Mengapa? Mengapa keluarga itu tidak memperhatikan keberadaan gadis itu?

Akhirnya suara ratapan itu berakhir dengan jeritan ketika akhirnya tak terdengar lagi.

Apa mereka melakukan sesuatu terhadapnya? Apa mereka menemukannya? Namun bagaimana? Pria besar itu ada di dalam kamar mandi pria. Aku dan Kazuya juga tak mendengar seseorang memasuki kamar mandi wanita.

Suara siulan dan langkah kaki pria itu terdengar semakin menjauh ketika ia meninggalkan kamar mandi. Aku mulai khawatir jika ia pergi ke sebelah dan menarik gadis itu kelar, sehingga aku menengok keluar melalui jendela untuk melihat apa yang terjadi. Aku melihat pria tinggi itu masih menggunakan topi koboinya dan bersiul.

�NAH, DISANA KAU RUPANYA!!!!�

Pria tinggi itu berseru dan aku segera menarik kepalaku masuk kembali. Apa dia melihatku? Kazuya masih memegang batang kayu yang ia temukan di hutan pagi ini (yang selalu ia bawa serta sejak itu), bersiap-siap untuk memukulkannya.

�Ya benar! Ya benar!� suara sang ibu terdengar gembira.

�Itu benar-benar dosa yang sangat berat!� seru sang ayah diikuti suara tawa si kembar.

�Apa kau mendengar mereka menangis?� sang pria bertubuh tinggi bertanya. Ia terdengar sangat puas dan bangga dengan dirinya sendiri.

�Yap! Yap!� jawab si ibu.

�Menangis seperti bayi. Itu adalah penebusan. Haleluya!� kata sang ayah kembali, lagi2 diikuti tawa si kembar.

Aku sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan, namun sepertinya mereka tak sedang membicarakanku dan Kazuya. Akhirnya terdengar suara mesin mobil menyala dan mereka tampaknya meninggalkan lapangan parkir.

Hari sudah pagi dan cahaya matahari bersinar sangat terang. Tak ada yang perlu kami takutkan. Mereka sudah pergi, benar-benar pergi. Aku sudah memastikannya. Kini giliranku untuk memeriksa keadaan gadis itu.

Namun ketika aku masuk, semua pintu bilik kamar mandi dalam keadaan terbuka dan tak ada siapapun di sana.

Apa-apaan ini?

Kazuya masuk dan menepuk bahuku, �Hei, apakah kau tidak menyadari sesuatu yang aneh?� bisiknya, �Kupikir sejak awal memang tak ada siapapun di sini.�

Apakah itu semua hanya halusinasi? Namun bagaimana mungkin kami berdua sama-sama bisa mendengarnya bila itu semua hanya imajinasi?

Jalan yang berada di depan lapangan parkir tersebut pada akhirnya akan membawa kami ke jalan yang lebih besar, bahkan sebuah kota. Namun kami tahu jika kami menyusuri jalan ini, besar kemungkinannya kami akan bertemu kembali dengan mereka. Kami akhirnya memutuskan untuk memotong jalan melalui hutan. Kami bisa melihat kota dengan jelas dari tempat dimana kami berdiri, kelihatannya tidak begitu jauh. Selain itu matahari bersinar sangat terang jadi kami sama sekali tidak takut akan tersasar lagi.

Kami berdua hanya membisu ketika menyusuri hutan. Dua jam kemudian, kami menemukan sebuah jalan raya yang besar, sepertinya itu jalan antarpropinsi. Kami tak membawa baju ganti ataupun barang lain. Kepada siapa kami meminta bantuan? Entah mengapa, pemilik toko kelontong yang kemarin menawarkan bantuannya adalah satu2nya yang terlintas di benak kami.

Kami menanti di jalan tersebut dan akhirnya kami mendapatkan tumpangan dari sebuah truk. Sopir truk itu agak kaget dan curiga melihat tubuh kami begitu kotor dan kami muncul begitu saja dari tengah hutan. Namun setelah kami menjelaskan apa yang telah terjadi, ia dengan cepat membiarkan kami menumpang.

Tentu saja kami tak mengatakan yang sesungguhnya (bahwa kami dikejar oleh keluarga yang kemungkinan kanibal), namun hanya menjelaskan bahwa kami berkemah di gunung dan tersesat ketika sedang hiking. Kami meminta untuk diturunkan di sebuah toko kelontong dimana kami berada tadi malam. Sopir truk itu tak hanya mengatakan ia tahu dimana toko itu, namun ia juga sering berbelanja di sana juga.

Setelah sejam, kami akhirnya tiba di toko yang dimaksud. Pemilik toko tahu kami pergi bersama keluarga dengan RV itu, jadi kami menceritakan kepadanya semua yang kami alami. Namun di tengah cerita, ia mulai melihat kami dengan tajam, seolah ia tak mempercayai tiap kata yang keluar dari mulut kami.

�Apa? Kalian masuk ke dalam RV? Tidak, itu tak mungkin! Kemarin malam, kalian berdua keluar dari toko ini dan mulai berjalan di sepanjang jalan besar. Aku mencoba menghentikan kalian bahkan sempat mengikuti kalian beberapa saat, namun kalian sama sekali tak mengindahkan panggilanku. Aku pikir mungkin kalian merasa tak enak dengan tawaranku untuk mengantar kalian, namun aku justru merasa lebih buruk ketika melihat kalian pergi begitu saja seperti tadi malam. Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian?�

BERSAMBUNG

First time in Wiesbaden

We arrived in Wiesbaden on a cold, rainy day.

Kamis, 23 Oktober 2014

Stendal we are back

 Today we arrived back in Stendal
 Here is our travel box
And tada! Here we are again! This time we have L�becker Marzipan hearts with in our luggage. Because our hosts are from L�beck! THANK YOU IVANA AND HENRIK FOR THE TIME WITH YOU!

Next stop will be Wiesbaden

Rabu, 22 Oktober 2014

MAIN TEBAK-TEBAKAN DI BIRUNYA LAGUNA PULAU PAYUNG







Gugusan pulau di Kabupaten kepulauan Seribu memang tidak
memiliki 1000 pulau, namun tidak berarti saya yang sering wara-wiri ke beberapa
pulaunya akan mengetahui semua nama pulau yang berjumlah 342 pulau itu. Itu
sebabnya sewaktu diajak mengunjungi pulau Payung, saya sempat menebak-nebak
beberapa kali.







Tebakan 1. Awalnya saat diajak, saya berpikir kalau pulau
ini berada di wilayah

Senin, 20 Oktober 2014

Last day in paradise

 Today is our last day in Bali.
 The last hours before the airplane leave, we spent at the beautiful beach.
 The way to the airport was tipical for Bali by a smal bus!
It is normal that the bus is open at tail.

Bali it was a nice time with you!

We are looking forwad to arrive our home next days.

Thank you to Ivana and Henrik for the nice time with you!

Minggu, 19 Oktober 2014

Hottest corn cob in the world

Today we had a fancy meal in a fancy restaurant.

Here you can see the fantastic view over the rice fields form the restaurants balcony.

We had some traditional cake...

..and the most spicy corn cob we ever had!


Sabtu, 18 Oktober 2014

HITCH-HIKE PART 2/4

 

Mobil RV itu membuka dan seorang pria, kelihatan seperti berumur 60-an, beranjak keluar dan berjalan memasuki toko kelontong. Ia mengenakan topi dengan tepi lebar seperti topi koboi. Benar2 kelihatan aneh dan eksentrik.

Pada waktu itu, aku berada di dalam toko. Aku tak bisa berhenti memandangi pria berpenampilan aneh itu. Ia mengambil sebuah keranjang belanjaan dan mulai memasukkan perban dalam jumlah banyak dan perlengkapan medis lainnya. Ia juga membeli sebotol soda 1,5 L.

Ketika ia hendak membayar di kasir, mata kami bertemu. Ia akhirnya sadar bahwa semenjak tadi aku terus memperhatikannya. Akupun segera mengalihkan pandangan, berpura-pura membaca majalah yang dipajang di dekatku. Aku mulai merasa tak nyaman, namun aku terus mencoba sebaik mungkin untuk tidak mempedulikannya.

Akhirnya, pria aneh itu meninggalkan toko. Saatnya aku dan Kazuya berganti giliran. Namun saat aku berjalan keluar, aku memperhatikan Kazuya dan pria itu bercakap-cakap.

�Hei! Dia akan mengantar kita!� serunya.

Sial! Kesan pertamaku terhadap pria itu amatlah buruk, namun apa boleh buat. Kami tak punya pilihan lain. Mungkin saja dia hanyalah pria tua yang normal dan sebenarnya baik, aku mencoba menenangkan diriku.

Aku berjalan sambil menggumam kesal, namun aku sudah terlalu lelah untuk berdebat dengan Kazuya.

�Tenang!� Kazuya menepuk bahuku. �Ia adalah tipe orang yang suka aktivitas di alam bebas. Makanya ia mengenakan topi itu.�

Setelah aku masuk ke dalam RV itu, barulah aku memaki dalam hati, �Sial! Ini aneh! Benar-benar aneh!�.

Aku tak tahu mengapa, namun orang ini benar2 aneh! Dan aku tak mau satu mobil dengan mereka!

Aku tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata, namun aku hanya merasa semua ini sangatlah ganjil. Mungkin itulah yang disebut dengan insting. Kau tak bisa menjelaskannya, kau hanya tahu.

Di dalam van ini ada satu keluarga. Seharusnya aku sudah menduga bahwa tak mungkin seseorang mengendarai mobil sebesar ini sendirian. Dan keluarga ini, sama seperti ayahnya, juga terlihat aneh.

Sang ayah yang merangkap sopir, berumur sekitar 60-an. Aku sudah menyinggungnya tadi.

Sang ibu, duduk di sampingnya, berumur lebih tua, mungkin 70-an.

Anak kembar mereka, mungkin berumur 40-an.

Ketika seseorang berada dalam situasi yang tak ia inginkan, mungkin indranya akan bereaksi lebih cepat.

Itulah yang aku rasakan. Orang biasa mungkin tak menyadarinya, namun aku memperhatikan, semua jenis baju dan aksesori yang mereka kenakan sama. Baju, celana, sepatu, bahkan gaya rambut mereka. Mereka semua juga duduk dengan postur tubuh yang sama, bahkan dengan ekspresi wajah yang sama.

Kazuya juga speechless, sama seperti aku. Pokoknya kalian takkan mengerti betapa anehnya situasi ini kecuali kalian mengalaminya sendiri.

�Silakan masuk, kita akan segera berangkat.� kata sang ayah. Kami melakukan apa yang ia katakan karena menyadari kami sudah telanjur terjun dalam situasi ini.

Pertama kami mengucapkan �Halo� dan menceritakan sedikit tentang diri kami.

Karena sang ibu duduk menghadap ke depan, aku tak menyadarinya saat pertama kali masuk. Namun ia berdandan dengan sangat aneh. Wajahnya tertutup bedak putih yang amat tebal. Untuk menambah aneh situasi tersebut, ia mengatakan bahwa namanya adalah Saint Josefine.

Dan nama ayahnya adalah Saint George.

Nama kedua anak mereka lebih ganjil lagi. Mereka adalah Red dan Blue. Salah satu dari mereka memiliki wajah kemerah-merahan; ia adalah Red. Sedangkan yang satunya memiliki tanda lahir berwarna biru di pipinya; ia adalah Blue.

Apakah normal memberi nama anak kalian seperti itu?

Kami mencoba mengabaikan perilaku aneh keluarga ini dan mencoba mencari tempat dimana mereka bisa menurunkan kami sesegera mungkin.

Mereka gila. Mereka pasti gila.

Situasi menjadi cukup canggung bagi kami. Mereka kadangkala menanyakan sesuatu dan kami menjawabnya seperlunya. Si anak kembar tak mengucapkan sepatah katapun. Mereka meneguk air soda dari botol kola dengan gerak tubuh yang sama, berirama. Mereka bahkan bersendawa secara bersamaan. Hal ini membuat bulu kudukku berdiri. Aku sudah tak tahan lagi! Aku harus keluar dari sini!

Tanpa aku duga, lima belas menit semenjak kami masuk, Kazuya berbicara dengan sopan, �Terima kasih atas tumpangannya, namun anda bisa menurunkan kami di sini.�

Namun sang ayah tak mengizinkan kami turun. Sang ibu mulai berteriak, �Jangan sekarang! Beruang akan memakan kalian!�

Namun kami terus bersikeras untuk diturunkan saja.

�Paling tidak ikutlah makan malam dengan kami.� kata sang ayah. Ia tampaknya tak memiliki keinginan untuk melepaskan kami.

Kemudian si kembar mengeluarkan kembang gula dari kantung mereka bersama-sama dan mulai menjilatinya, dengan gerakan lidah yang sama persis satu sama lain.

Ini sudah cukup!

�Kita benar-benar dalam masalah besar!� bisik Kazuya. Aku mengangguk pelan. Sang ayah dan ibu terus-menerus melancarkan pertanyaan kepada kami begitu cepat, sehingga kami kewalahan untuk menjawabnya.

�APA KALIAN MENDENGARKU?� ia berteriak sekali ketika kami tak bisa menjawab pertanyaannya. Si kembar terkikik. Aku dan Kazuya bertukar pandangan. Kami sama-sama ketakutan.

Mobil RV itu keluar dari jalur jalan raya dan masuk ke sebuah jalan pedesaan yang berbatu-batu.

�Maafkan kami,� ucap Kazuya kembali sambiil mencondongkan tubuhnya ke arah sang pengemudi, �Namun kami benar-benar harus turun di sini. Terima kasih.�

�Namun kami akan menyiapkan makan malam.� jawab sang ayah. Ia mengatakan bahwa istrinya akan membuat masakan yang sangat lezat dan kami harus mencobanya.

Kami terdiam kembali. Jika kami memiliki kesempatan, kami akan lari. Tentu saja sangat berbahaya untuk melompat dari atas RV yang tengah berjalan, maka kami akan menunggu hingga mobil ini berhenti.

Setelah berkendara di jalan jelek itu selama 30 menit, akhirnya kami tiba di sebuah tanah lapang di dekat sungai kecil.

�Nah, kita sudah tiba!� seru sang ayah dengan nada gembira.

�Horeee horeee ...� terdengar suara kekanak-kanakan dari balik pintu (aku berasumsi itu adalah toilet) di bagian belakang mobil.

Ya Tuhan, masih ada satu lagi? Jantungku serasa mau copot.

�Mamoru juga sudah lapar, kan?� kata sang ibu. Mamoru? Hanya satu anggota keluarga ini yang memiliki nama yang normal. Dari suaranya, ia pasti masih kecil.

Si kembar, yang sejak tadi tak mengeluarkan sepatah katapun, mulai menangis dengan bersamaan, �Jangaaaaaan .... kalian tak bisa membiarkan Mamoru keluar!�

�Iya, itu benar. Karena Mamoru lemah.� kata sang ibu.

�Ahahaha!� sang ayah tiba-tiba tertawa terbahak-bahak.

�Sial, mereka semua gila! GILA!� Kazuya berbisik di telingaku.

Kamipun keluar dan mendapati seorang pria telah membuat api unggun di tepi sungai. Oh tidak, masih ada satu orang, seperti ini belum cukup buruk saja. Aku mulai merasa sangat putus asa.

Orang terakhir itu tampak sangat tinggi, ia pasti memiliki tinggi badan sekitar 2 meter! Ia memakai topi dan baju yang sama seperti yang dikenakan sang ayah. Topinya agak tertarik ke bawah sehingga kami tak bisa melihat wajahnya.

Melalui cahaya api unggun, aku bisa melihat sebuah palang merah tercoreng di depan RV yang tadi kami tumpangi. Ada sesuatu yang benar-benar menakutkan dengan semua situasi ini.

Orang bertubuh tinggi itu mulai memotong sesuatu menggunakan pisau besar sambil menyiulkan �Mickey Mouse�s March�*. Melihat rambut yang begitu lebat di sesuatu yang ia potong itu, aku berasumsi itu adalah kaki seekor binatang yang besar. Kemungkinan babi liar atau bahkan seekor anjing. Aku tak tahu apa itu, namun yang jelas aku tak mau memakannya. Semula kami berencana kabur secepat mungkin begitu kaki kami menginjak tanah, namun melihat pria dengan pisau besar itu, nyaliku menjadi ciut.

�Nah, ayo silakan duduk!� perintah sang ayah. Sang pria tinggi kemudian duduk dan mulai memasukkan bumbu2 ke dalam sebuah kuali besar berisi air mendidih.

�Ehm ... aku perlu buang air kecil sebentar.� kata Kazuya.

�Tentu saja, ide yang bagus Kazuya!� aku bersorak dalam hati. Aku akan segera mengikutinya memasuki hutan.

�Jangan lama-lama!� teriak sang ibu dari belakang kami. Tepat begitu kami berbalik hendak memasuki hutan, aku sempat menoleh ke arah RV itu dan melihat sebuah dahi muncul tiba-tiba di kaca jendela. Posisi mata anak itu jauh lebih rendah daripada orang normal dan ia mulai memukuli kaca jendela.

BANG! BANG!

Ia lalu menekankan wajah dan tangannya ke kaca dan berteriak, �MAAAAAAAAA!�

Aku sudah tak bisa lagi menanggungnya! Kami segera berlari tunggang langgang masuk ke dalam hutan secepat kami bisa.

Di belakang kami, aku mendengar sang ayah dan ibu meneriakkan sesuatu, namun aku dan Kazuya tak punya waktu dan tenaga untuk memperhatikan apa yang mereka teriakkan.

�Sial! Sial! Sial!� Kazuya memaki sepanjang perjalanan, setiap kami melewati pohon demi pohon. Kami berdua jatuh terjerembap ke tanah tak terhitung banyaknya, namun kami kembali bangkit dan berlari secepat mungkin.

Aku memegang sebuah senter kecil di salah satu tanganku ketika kami berlari menuruni gunung, mencoba setengah mati untuk menemukan jalan besar dimana kami bisa meminta bantuan.

Pikiranku mulai mempermainkanku. Kukira tadi aku melihat cahaya dari kejauhan, mungkin sebuah rumah atau lebih baik lagi, sebuah desa. Namun setelah lari berjam-jam ke arah cahaya itu, kami tidak lagi melihatnya. Kami benar-benar tersesat.

Kami berdua sangat lelah dan kaki kami mulai kesakitan. Kami akhirnya ambruk terkulai ke tanah.

�Apa kau pikir keluarga Manson** tadi mengejar kita?�

�Mereka tidak akan memakan kita!� aku mencoba menenangkan kami berdua. �Mereka takkan mengejar kita. Ini bukan film slasher. Mereka hanya keluarga yang aneh, bukan?�

�Bagaimana dengan barang-barang kita? Kita meninggalkan tas kita di RV itu.�

Well, aku membawa dompet dan handphone bersamaku. Kurasa yang hilang hanya baju-bajuku saja.�

�Aku benar-benar mengacaukannya ya?� Kazuya terengah-engah.

Aku tertawa, �Haha. Ini bukan salahmu.�

Aku pikir kelelahan kami sudah tak lagi secara fisik, namun juga mental kami. Keanehan yang menimpa kami benar2 menguras seluruh energi kami dan begitu kami lolos, kami mulai menyadari bahwa apa yang kami alami sebenarnya sangatlah lucu. Setelah kami puas menertawakan nasib kami, kegelapan pekat dan aroma hutan membuat kami kembali tersadar.

Realitanya, kami tersesat.

Kami memang berhasil kabur dari keluarga aneh itu, namun kami menghadapi masalah baru. Kami berada terlalu jauh ke dalam hutan dan kehilangan arah.

�Bukankah lebih baik jika kita menunggu di sini hingga pagi? Aku tak mau membenarkan perkataan si mama Manson tadi, tapi jika memang ada beruang di sekitar sini ...� aku ingin secepatnya keluar dari sini, namun menjelajahi hutan di tengah kegelapan total seperti ini sama saja bunuh diri. Kami memutuskan untuk duduk bercakap-cakap hingga kami berdua tertidur.

Aku terbangun tiba-tiba dan secara refleks memeriksa handphone-ku.

Sudah jam 5 pagi dan fajar mulai menyingsing. Aku melihat ke sekelilingku dan menyadari sesuatu yang sangat menakutkan.

Kazuya tak ada di manapun juga.

Ia menghilang.

BERSAMBUNG

 

 

*Lagu Mickey Mouse�s March: Jika ingin mendengarkan seperti apa lagunya, klik dua video youtube di bawah ini:

https://www.youtube.com/watch?v=4I3YILhIJao

https://www.youtube.com/watch?v=82itSw28BoQ

*Keluarga Manson: sebutan bagi kelompok yang dipimpin seorang musisi bernama Charles Manson yang berkeliaran di gurun California dan melakukan pembunuhan berantai pada 1960-an. The real Texas Chainsaw Massacre.

Exotic animal and plants

 Today we visited some more exotic animal...

 ...and plants.



 We took a refreshing shower in a fountain.





 You see, we are not afraid of dangerous animal...
...as long as they are behind a thick pane!

Jumat, 17 Oktober 2014

At the Zoo

 Today we visited the Bali Zoo.

 First we were allowed to feed a huge crocodile a chicken. We were a bit scared, so we didn't go closer.


 We prefer to watch the wild animals from a safe distance.


Rabu, 15 Oktober 2014

Goa Gajah

 Today we visited one of the oldest signs of Balinese culture: The Buddhistic Elephant Cave. We had to climb a countless number of steps to get there!


Selasa, 14 Oktober 2014

HISTERIS DI KONSER THROUGH THE NEVER METALLICA






PS. Semua gambar diambil dengan kamera saku Canon Powershot A800 (bukan iklan dan promosi ya)



Saat diberitahu oleh teman se team, Alfan Noviar, bahwa
Metallica akan konser di Jakarta dan
kita harus mencari dan menghubungi promotornya untuk liputan, saya hanya
mengiyakan saja. Jujur meski saya suka Metallica, namun saya tidak tertarik
dengan acara konser. Gabungan tempat gelap, suara

Spicy day


Today we saw the volcano Batur. This is an active volcano on the Pacific Ring of Fire

We also visited a spice garden in Ubud.
Here you learn a lot about spices, coffee, cocoa and fruit.
We were allowed to feast on by all sorts once.
 Last but not least we bought a pack of the most expensive coffee in the world! The beans are previously eaten and digested by cats...