Kolonialisme bangsa Eropa memang memberikan kenangan pahit bagi bangsa Asia. Berbagai penjuru Asia merasakan penderitaan berabad-abad akibat eksploitasi bangsa asing. Namun bangsa Eropa juga meninggalkan jejak berupa bangunan2 kolonial yang indah dan mengagumkan. Melihat keindahan bangunan2 kolonial ini, kita serasa tidak berada di Asia, melainkan terdampar di Eropa. Indonesia juga memiliki banyak bangunan2 kolonial yang stunning seperti gedung2 Bank Indonesia yang terpencar di seluruh penjuru Nusantara, walaupun tetap saja kemegahannya tersaingi oleh monumen2 peninggalan asli bangsa kita seperti candi. Namun kali ini aku tidak akan membahas peninggalan2 di Indonesia, melainkan di negara2 Asia lain meliputi India, Cina, hingga Asia Tenggara. Berikut ini 10 bangunan kolonial terindah yang berada di negara2 Asia tersebut.
1. The Bund (Shanghai, RRC)
The Bund merupakan kawasan perniagaan yang memiliki banyak bangunan bergaya Eropa dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Wilayah ini menghadap ke Sungai Huangpu dan memiliki berbagai gedung kolonial dari Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Italia, Rusia, Jerman, Belanda, Belgia, hingga Jepang. Walaupun sempat terbengkalai selama pemerintahan komunis, daerah ini kini kembali menjadi salah satu tujuan wisata paling terkenal di Shanghai.
2. Victoria Memorial Hall (Kalkuta, India)
Istana berkubah ini memang langsung mengingatkan kita akan Taj Mahal. Dibuat dari pualam putih, bangunan ini didirikan antara 1906 � 1921 di Kalkuta untuk memperingati kematian Ratu Victoria pada 1901. Namun kini bangunan ini digunakan sebagai museum. Arsiteknya adalah William Emerson dengan desain arsitektur ala Indo-Saracenic, yang merupakan campuran dari gaya kolonial Eropa dengan Mughal (Islam).
Bangunan kolonial lainnya yang cukup menarik di India adalah Ripon Building di Chennai (Madras) yang dibangun pada 1913 dengan gaya campuran Neoclassical dan Gothic Revival.
3. Chhatrapati Shivaji Terminus (Mumbai, India)
Bangunan yang dikenal sebagai salah satu stasiun kereta api terindah ini memiliki nama asli Victoria Terminus, sesuai dengan nama ratu Inggris yang berkuasa saat pembangunannya. Setelah India mencapai kemerdekaannya, mereka menamai kembali stasiun ini dengan nama raja India dari masa Dinasti Maratha. Stasiun ini dibangun pada 1887 dengan gaya arsitektur yang amat unik, yakni menggabungkan gaya Gotik Eropa dengan gaya Mughal khas India.
4. Penang City Hall (Goergetown, Malaysia)
Semula aku sempat memandang sebelah mata pada pariwisata di Malaysia. Tak diragukan lagi Indonesia memiliki banyak tempat2 wisata yang lebih mencengangkan ketimbang Negeri Jiran ini. Akan tetapi, begitu melihat keindahan gedung ini, tiba2 aku ingin sekali berunjung ke Pulau Penang. Balai Kota yang dibangun pada 1903 dengan gaya Edwardian Baroque style ala Inggris. Selain gedung ini, masih ada banyak bangunan2 kolonial Inggris di pulau Penang.
5. Istana Singapura (Singapura)
gubernur Inggris untuk Singapura pada masa kolonial. Dibangun pada 1867 dengan arsitek J. F. A. McNair, gedung ini bergaya Palladian, seperti yang biasa digunakan untuk istana2 Inggris. Ketika Singapura memperoleh kemerdekaannya pada 1959, istana ini beralih menjadi kantor serta kediaman presiden, sama seperti Istana Negara di Jakarta. Di dalam kompleks istana ini juga terdapat danau yang indah serta taman yang luas dan hjau.
Bangunan kolonial lainnya di Singapura yang layak dinikmati adalah Old Supreme Court Building dan Raffles Hotel. Old Supreme Court Building merupakan gedung pengadilan yang dibangun pada 1937 dan didesain oleh Frank Dorrington. Kini bangunan berkubah ini kini menjadi museum seni bertajuk National Art Gallery of Singapore.
Hotel Raffles merupakan warisan sejarah yang tak ternilai harganya. Dikenal sebagai hotel terbaik di masanya, hotel ini dibuka pada 1887. Pada awal mula dibuka, hotel ini mengundang kontroversi di kalangan masyarakat kolonial, sebab mengizinkan tamu dari berbagai ras menginap, tak hanya bangsa berkulit putih. Hotel ini juga dikenal angker. Konon pada Perang Dunia II, tentara Jepang menyerang hotel ini dan membunuh semua tamunya yang saat itu sedang berpesta dan berdansa waltz di salah satu aulanya.
6. Ananta Samakhone Throne Hall (Bangkok, Thailand)
Ananta Samakhom Throne Hall merupakan sebuah gedung pertemuan yang berada di dalam kompleks Dusit Palace di Bangkok, Thailand. Bangunan ini dibangun oleh Raja Chulalongkorn (Rama V) dengan memerintahkan arsitek Italia bernama Mario Tamagno and Annibale Rigotti. Gaya arsitekturnya sendiri merupakan perpaduan gaya Italian Rennaisance dan Neoclassic khas Eropa, bahkan batu pualam yang digunakan untuk pembangunannya didatangkan langsung dari Italia. Gedung ini selesai pada 1915 bahkan pernah menjadi gedung parlemen hingga 1974. Sekarang, gedung yang sulit dipercaya berada di Thailand karena gaya Eropa-nya yang sangat kental ini berfungsi sebagai museum.
7. Katedral St. Joseph (Hanoi, Vietnam)
Gue pernah membuat artikel tentang 5 Katedral Hitam yang mempesona dari seluruh dunia. Sayangnya saat itu aku belum mengetahui tentang Katedral St. Joseph ini sehingga tidak memasukkannya. Gereja Katolik bergaya Gothic Revival ini memiliki sejarah panjang sebagai katedral tertua di Hanoi. Pembangunannya dimulai oleh pemerintah kolonial Prancis pada 1886 dengan sengaja meniru bentuk Katedral Notre Dame di Paris. Sayangnya, para penjajah Prancis terkenal lebih kejam ketimbang bangsa2 Eropa lainnya. Gereja ini sengaja dibangun di atas lokasi sebuah pagoda suci umat Buddha bernama Pagoda Bao Thien. Untuk membangun katedral ini, pemerintah kolonial Prancis sengaja melululantakkan pagoda yang berasal dari abad ke-11 tersebut. Gereja ini ditutup pada 1954 ketika Vietnam dipersatukan dalam pemerintahan komunis dan baru dibuka kembali pada malam Natal 1990. Interiornya mengagumkan.
8. Presidential Palace (Hanoi, Vietnam)
Istana Presiden Vietnam ini dibangun antara tahun 1900 - 1906 dan awalnya merupakan kediaman dari Gubernur pemerintahan kolonial Prancis di Indocina. Bangunan ini memiliki keterkaitan sangat erat dengan penjajahan Barat di Vietnam, sehingga konon Ho Chi Minh setelah memerdekakan Vietnam pada 1954, menolak untuk tinggal di istana ini dan membangun sebuah istana baru bergaya arsitektur tradisional Vitenam. Bangunan ini sendiri dirancang oleh Auguste Henri Vildieu dan didirikan di atas lokasi pagoda Mieu Hoi Dong yang berumur ratusan tahun dengan terlebih dahulu meratakan pagoda itu dengan tanah.
9. Napoleon Pavillion (Phnom Penh, Kamboja)
Bangunan unik ini merupakan hadiah Napoleon III (keponakan dari Napoleon Bonaparte) sebagai hadiah dari Kekaisaran Prancis saat itu kepada raja Kamboja. Bangunan besi ini dibuat di Prancis pada awal abad ke-20 untuk selanjutnya dikapalkan dan dirakit kembali di Kamboja. Bangunan ini terdapat di dalam kompleks Royal Palace yang dibangun pada tahun 1860-an dengan gaya arsitektur tradisional Kamboja.
10. Ho Chi Minh City Hall (Ho Chi Minh City, Vietnam)
Melihat gedung ini, sulit rasanya mempercayai kita sekarang sedang berada di Vietnam, bukan di Eropa. Bangunan ini dibangun pada 1903-1908 pada masa pendudukan Prancis dengan gaya French-Colonial. Gedung ini bernama asli Saigon City Hall di kala Saigon masih menjadi nama ibu kota Vitenam Selatan. Pada 1975, setelah Vietnam Selatan jatuh ke tangan Viet Cong, namanya kota Saigon diganti menjadi Ho Chi Minh City, sehingga nama bangunan inipun berubah. Selain bangunan ini, gedung kolonial bersejarah lainnya di Vietnam adalah gedung Opera Saigon yang bercita rasa arsitektur Prancis ini.
BONUS:
Macau (Tiongkok)
Macau memang memiliki sejarah yang panjang dengan kolonialisme Barat. Macau menjadi koloni Portugis selama lebih dari 4 abad. Bangsa Portugis kali pertama menginjakkan kaki ke pulau ini pada 1550. Ketika diserahkan kembali kepada pemerintah Tiongkok pada tahun 1999, Macau merupakan koloni Eropa terakhir di Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar