Gue pernah membahas tentang arsitektur sinagoga di salah satu postingan gue tahun 2012 lalu, walau gue akui memang kurang rinci. Kebetulan karena bulan ini gue juga membahas kembali tentang arsitektur Moorish-Revival, gue juga pengen mengupas lebih dalam tentang arsitektur sinagoga ini, sebab banyak sinagoga besar dan terkenal yang memanfaatkan gaya arsitektur yang berasal dari kebudayaan Islam ini.
Sinagoga sebagai tempat beribadah umat Yahudi ternyata tidak memiliki ciri arsitektur yang khas, tidak seperti gereja dengan arsitektur gotik ataupun masjid dengan kubahnya. Singaoga di berbagai belahan dunia dibangun dengan berbagai gaya arsitektur yang cukup acak, seperti Neoclassical, Neo-Byzantine, Romanesque Revival, Gothic Revival, dan Greek Revival; bahkan ada sinagoga yang menggunakan gaya Egyptian Revival dan Mayan Revival. Sinagoga di Kaifeng, Cina malah menggunakan arsitektur tradisional Cina mirip kelenteng.
Pada abad ke-19, gaya2 yang lebih modern seperti Art Nouveau dan Art Deco mulai dimanfaatkan. Namun begitu gaya Moorish Revival diperkenalkan (saat itu disebabkan karena kepopuleran Alhambra di Spanyol), umat Yahudi seakan menemukan jati diri mereka. Gaya Moorish Revival memang cocok diterapkan sebab ada banyak kemiripan antara ajaran kedua agama tersebut. Salah satu contohnya, baik agama Yahudi dan Islam sama2 melarang penggambaran figur manusia dan hewan, sehingga satu2nya dekorasi yang diperbolehkan adalah motif floral (tumbuhan) dan geometris.
Sinagoga memiliki desain interior yang khas, bisa dikatakan seperti campuran antara masjid dan gereja. Sinagoga memiliki kursi2 dimana para jemaat dapat duduk, mirip dengan interior gereja. Namun sinagoga juga memiliki kiblat, yakni harus menghadap ke Yerusalem; mirip dengan masjid yang harus selalu menghadap ke Mekah. Seperti di masjid juga, jemaat laki-laki dan perempuan wajib dipisahkan. Untuk sinagoga yang konservatif, biasanya jemaat laki2 menempati lantai dasar, sementara jemaat perempuan menempati balkon. Namun sinagoga yang lebih moderat biasanya hanya memisahkan mereka dalam lajur kursi yang berbeda.
Pusat dari semua sinagoga adalah tiruan dari �ark� (tabut perjanjian) yang diletakkan di altar. Pada sinagoga bergaya Moorish Revival, tabut tersebut menempati sebuah cekungan (relung) mirip mihrab sebuah masjid (karena letaknya juga menandakan arah kiblat). Namun berbeda dengan masjid ataupun gereja, sinagoga sebenarnya tidak membutuhkan menara. Jikapun ada, maka menara itu hanya bersifat sebagai dekorasi tanpa fungsi berarti dalam kegiatan keagamaan mereka.
Gaya arsitektur sinagoga juga unik. Sekilas melihatnya, beberapa sinagoga ini malah tampak seperti campuran antara gereja dan masjid. Berikut ini 12 sinagoga terindah yang berhasil gue rangkum dalam list ini.
1. Neue Synagogue (Berlin, Jerman)
Neue Synagogue (artinya �Sinagoga baru) dibangun antara tahun 1859-1866 oleh arsitek Eduard Knoblauch dengan gaya Moorish Revival yang terlihat jelas pada kubah dan kedua minaretnya. Gedung ini juga berfungsi sebagai gedung konser, bahkan Albert Einstein pernah memamerkan kemahirannya bermain biola di sini pada 1930. Sinagoga ini musnah selama Perang Dunia II dan bangunan yang kini berdiri adalah hasil rekonstruksinya. Bagai keluar dari mulut singa dan masuk ke mulut buaya, setelah terbebas dari NAZI pada 1945, komunitas Yahudi di sini justru dicekal oleh Komunis yang menguasai Jerman Timur saat itu. Penindasan baru berakhir tahun 1989 dimana Tembok berlin akhirnya diruntuhkan dan Jerman akhirnya bersatu.
2. Szeged Synagogue (Szeged, Hungaria)
Sinagoga ini berdiri tahun 1907 dan dirancang oleh arsitek Lip�t Baumhorn dengan menggabungkan gaya Art Nouveau dengan arsitektur asli Hungaria yang disebut gaya Magyar. Sinagoga dengan dekorasi interior mencengangkan ini juga merupakan sinagoga terbesar keempat di dunia.
3. Grand Choral Synagogue (St. Petersburg, Rusia)
Sinagoga terbesar kedua di Eropa ini dibangun antara 1880-1888 dengan campuran gaya neo-Byzantine dan Moorish Revival, dihiasi dengan motif2 dekorasu bergaya arabesque. Sinagoga ini hancur setelah dibom NAZI pada 1941-1943 dan akhirnya direstorasi kembali pada 2000-2005.
4. Central Synagogue (New York, AS)
Sinagoga bergaya Moorish revival yang diarsiteki oleh Henry Fernbach sengaja dibangun menyerupai Sinagoga Dohany Street di Budapest. Dibangun pada 1872, sinagoga ini adalah salah satu yang tertua di Amerika Serikat. sinagoga ini sempat rusak akibat kebakaran hebat yang melandanya pada 1998, namun diperbaiki sesuai kondisinya semula pada 2001. Salah satu bagian keren dari sinagoga ini adalah rose window-nya yang bermotif bintang.
5. Eldridge Street Synagogue (New York, AS)
Sinagoga yang sekilas mirip sebuah katedral ini dibangun pada 1887 oleh duo arsitek bersaudara Peter dan Francis William Herter. Gaya arsitekturnya adalah Gothic dengan elemen Moorish Revival.
6. Great Synagogue of Florence (Florence, Italia)
Sinagoga ini dibangun antara tahun 1874-1882 oleh arsitek Mariano Falcini, Professor Vincente Micheli, dan Marco Treves dengan menggabungkan tradisi arsitektur Italia dan Islam.
7. Dohany Street Synagogue (Budapest, Hungaria)
Sinagoga terbesar di Eropa ini dibangun antara 1854-1859 dengan gaya eklektik antara Moorish Revival dengan elemen Byzantine hingga Gothic. Arsiteknya yang berasal dari Austria, Ludwig Fyrster, sengaja memanfaatkan dekorasi berupa motif2 yang berasal dari dunia Muslim, antara lain terinspirasi oleh Alhmabra (Spanyol) dan arsitektur Islam dari Afrika Utara.
8. Great Synagogue of Paris (Paris, Prancis)
Arsiteknya adalah Alfred-Philibert Aldrophe yang membangunnya dengan gaya klasik Eropa dengan sentuhan Byzantine pada tahun 1867.
9. Isaac M. Wise Temple (Cincinatti, AS)
Sinagoga yang dikenal pula dengan nama Plum Street Temple ini dibangun oleh arsitek James Keys Wilson dengan Alhambra di Granada, Spanyol sebagai inspirasinya. Sinagoga ini dibangun pada masa Perang Sipil tahun 1866 dan menjadi salah satu sinagoga tertua di Amerika Serikat. Uniknya, sinagoga ini terletak berseberangan dengan sebuah tempat ibadah bersejarah lainnya, yakni Katedral Saint Peter In Chains.
10. Jubilee Synagogue (Praha, Ceko)
Dikenal pula dengan julukan Jerusalem Synagogue, tempat ibadah umat Yahudi ini dibangun pada 1906 dan didesain oleh Wilhelm Stiassny untuk memperingati hari jadi (�jubilee�) perak Kaisar Franz Joseph dari Austria. Sinagoga ini dirancang dengan gaya Moorish Revival dengan sentuhan dekorasi bertema Art Nouveau yang kaya warna.
11. Tifereth Temple (Cleveland, AS)
Diarsiteki oleh Charles R. Greco, sinagoga bersejarah ini dibangun pada 1924 dengan gaya Moorish Revival. Namun setelah kegiatan peribadatan dipindahkan ke sinagoga lain yang lebih besar pada 1963, bangunan inipun beralih fungsi menjadi Museum of Religious Art.
12. Spanish Synagogue (Praha, Ceko)
Walaupun namanya berarti �Sinagoga Spanyol�. Namun bangunan ini justru terletak di Eropa Timur. Sinagoga ini dibangun dengan gaya Moorish Revival pada 1868. Bisa gue bilang, inilah sinagoga dengan interior paling menakjubkan dari keseluruhan list ini.
BONUS:
Synagogue of El Transito dan Ibn Shushan Synagogue (Toledo, Spanyol)
Kedua sinagoga ini gue masukkan ke dalam bonus sebab tak lagi berfungsi sebagai tempat ibadah, namun museum. Sinagoga �El Transito� berdiri tahun 1356 dan dikenal dengan dekorasinya yang rumit dan mengingatkan kita pada istana Alcazar di Sevilla dan istana Alhambra di Granada. Sinagoga ini, karena dibangun oleh arsitek Muslim, banyak memasukkan dekorasi bergaya Islam di dalamnya. Bedanya, di sini kaligrafi tulisan Arab diganti dengan aksara Yahudi.
Mungkin menjadi sinagoga tertua di list ini, Ibn Shushan Synagogue dibangun pada masa pemerintahan Bangsa Moor, penguasa Muslim yang kala itu bercokol di Spanyol. Bangunan ini didirikan tahun 1180 dan disebut-sebut sebagai sinagoga tertua di Eropa. Pada abad ke-15, sinagoga ini sempat menjadi gereja dengan nama �Santa Maria la Bianca� karena warnanya yang dominan putih. Kalo menurut gue, tinggal diberi karpet dan voila, tempat ini lebih mirip sebagai masjid ketimbang sebuah sinagoga.
Zedek ve Shalom Synagogue (Paramaribo, Suriname)
Sinagoga ini indah bukan karena arsitektur ataupun dekorasinya, namun karena kedamaiannya. Sinagoga kecil yang berada di ibu kota Suriname ini unik karena berdampingan dengan sebuah masjid. Bagaimana menurut kalian?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar