Kali ini gue akan memberikan tantangan bagi para readers semua.
Dalam seri postingan arsitektur ini, gue akan meng-compare dua gaya arsitektur yang sangat berlawanan, yakni arsitektur klasik dan modern. Jika arsitektur klasik lebih mengandalkan detail yang sangat rumit, maka arsitektur modern lebih mengandalkan ekspresi kesederhanaan yang impresif. Namun kedua karya seni bangunan ini dapat membangkitkan perasaan keindahan dan kekaguman dengan caranya sendiri. Di artikel ini gue nggak akan banyak bicara, melainkan membiarkan kalian sendiri memilih mana gaya arsitektur yang lebih kalian suka lewat gambar, sebab kadang gambar berbicara lebih banyak ketimbang kata-kata.
Jadi, silakan simpulkan, mana yang lebih kalian suka: arsitektur klasik ataukah modern?
WARNA � Kaca patri berjulukan �God�s Lantern�� di Katedral Metz dan sebuah instalasi atap kaca patri modern keduanya sama-sama kaya warna.
LANCIP � ujung lancip dari Rumah Gadang di Sumatra Barat dibandingkan dengan Policemen House di Bilbao, Spanyol
LANGIT-LANGIT � Langit-langit menakjubkan dari gereja gotik di Charleston, South Carolina, AS dibandingkan dengan langit-langit Brookfield Place di Toronto, Kanada rancangan Santiago Calatrava, arsitek modern asal Spanyol.
PINTU � pintu dari abad pertengahan di Sopot, Polandia dan pintu bergaya art-deco rancangan Frank Llyod Wright yang sama-sama kaya warna
MENARA � Menara New Rathaus di Munich, Jerman dan Museo Soumaya di Mexico City keduanya berbeda jiwa namun sama-sama berusaha mencapai langit.
INTERIOR � Altar Gereja St Augustine & St. John di Dublin, Irlandia dan Milwaukee Art Museum yang sama-sama �mengecilkan� siapapun yang bernaung di dalamnya.
PENCAKAR LANGIT � menara gereja di Cologne, Jerman bersaing dengan pencakar langit modern di 8 Spruce Street di New York, AS
KACA � dua penggunaan kaca yang berbeda dari Katedral Leon di Spanyol yang warna-warni dan kaca di Seoul City Hall, Korea Selatan yang lebih berfungsi memasukkan cahaya bagi vegetasi di dalamnya
GERBANG � Peacock Door di City Palace Jaipur, Rajashtan, India dan Royal Ontario Museum di Toronto, Kanada sama-sama berfungsi sebagai pintu masuk, namun dengan gaya yang berbeda
LINGKARAN � dua bangunan yang sama-sama terinspirasi dengan bentuk paling sempurna di muka bumi, rose window di Katedral Florence, Italia dan sebuah bangunan berbentuk drum di Dublin Convention Centre, Irlandia.
UNFINISHED � dua bangunan yang tampak belum diselesaikan: Basilika Sagrada Familia di Barcelona Spanyol dan Jean-Marie Tjibaou Cultural Centre di New Caledonia
SPIRE � sama-sama menjulang tinggi ke angkasa, satu dengan detail, satu lagi dengan kepolosan: Katedral Milan, Italia dan Audi Forum, Tokyo, Jepang
SIMPLICITY � sama-sama berakar dari kesederhanaan: jendela gotik di National Cathedral, Washington DC, AS dan Apple Store di New York, AS
BLUE � sama-sama dominan warna langit: rose window di Katedral Reims, Prancis dan Aqua Tower, Chicago
GERBANG � gerbang Katedral Zagreb, Kroasia dan rancangan Arch Hotel di Jakarta
PEACE � sama-sama tempat dimana manusia mencari kedamaian: sebuah kapel di Katedral Notre Dame, Paris dan sebuah patio bergaya modern minimalis
SHINE � sama-sama melengkung dan berkilau: Katedral Dormition di Siberia, Rusia dan BMW Welt di Munich, Jerman
NAVE � lengkung atap di Saint Chapelle, Paris dan Olympic Sports Complex di Athena, Yunani yang meminjam warna langit
LANGIT � sama-sama menunjuk ke langit: kubah kapel di Istana Peterhof, St. Petersburg, Rusia dan Diamond Tower di Jeddah, Saudi Arabia
KUBAH � kubah dulu dan kini: Katedral St. Paul yang mewarnai skyline London dan City of Arts and Sciences di Spanyol
CITY � gambaran kota zaman dulu dan sekarang: katedral di Jaen, Andalusia, Spanyol dan Congressional Palace, Spanyol
CORRIDOR � lorong di Saint Chapelle di Paris dan Albert Lambert Galleria di Brookfield Place, Toronto, Kanada
ENTRANCE � dua pintu yang mengundang siapapun memasukinya: Costa Brava and Catalunya Excursion di barcelona, Spanyol dan sebuah bangunan dekonstruktif di Polandia
MAJESTIC � jalan berbeda yang dipilih dua gaya arsitektur dari zaman yang berbeda untuk mengagungkan keindahan, gaya baroque yang menekankan kerumitan dan detail kemewahan dan gaya minimalis yang mementingkan kekosongan dan kesederhanaan
CLOISTERS � dua langit-langit bergaya sama, satu masih dikandung dalam rahim gotik-klasik (Katedral Glouchester) dan satunya lagi dilahirkan dalam modernitas dan simplisitas
DARKNESS � detail bergelombang yang feminim dari hiasan cast iron karya Louis H. Sullivan melawan sudut-sudut maskulin sebuah bangunan dekonstruktif
CERMIN � jendela patri Katedral Notre Dame membuat kita berkaca dalam kemewahan sedangkan kaca gedung departmen kesehatan Bilbao di Spanyol mencerminkan refleksi kita yang terdistorsi
RUMAH � Kapel Ortodoks Rusia di Darmstadt, Jerman dan rancangan sebuah gedung modern, mencerminkan perbedaan paham masa lalu dan masa kini
DOME � kubah Basilika San Marco di Venesia yang bergaya klasik Byzantine dengan rancangan sebuah bangunan dekonstruktif yang juga menyerupai kubah
BLACK TOWER � dua menara hitam, satu adalah Scott Monument di Edinburgh, Skotlandia yang bergaya gotik dan Kinemax Theathre di Prancis yang menyerupai kristal
HOUSE � rumah masa kejayaan art-noveau di Italia dengan rumah modern minimalis - dekonstruktif
TOWER � menara Tribune Tower bergaya neo-gotik di Chicago, AS dan Monaco House, sama-sama merapal doa ke langit dalam masa dan waktu yang berbeda
CITY OF STONES � Katedral Dresden, Jerman dibalik bangunan-bangunan kuno dan Nanjing Youth Olympic Centre
BLUE CITY � Katedral St. Andrew dibalik bangunan tua di Kiev, Ukraina dan Perth Arena
LINE AND SPIRAL � Menara Albert Memorial di London bergaya gotik dan Ribbon Chapel yang berbentuk spiral
CIRCLE � Kubah Royal Albert Hall and Memorial di London dan sebuah stadion bergaya modern
TALLER THAN SKY: menara Eiffel dan Panamas Revolution Tower dilihat dari bawah
So, which one is your choice? Classic atau Modern?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar